Budidaya ikan lele merupakan salah satu unit usaha yang cukup menguntungkan. Potensi mengembangbiakan lele di negara Indonesia cukup besar, terlebih dengan teknologi budidaya yang tepat. Bagaimana teknik budidaya ikan lele yang tepat dan menguntungkan?
Di Indonesia terdapat teknik budidaya ikan lele yang menjadi favorit banyak peternak yaitu Bioflok. Namun belakangan ini, beberapa peternak juga mulai mengembangkan teknologi budidaya lele dengan Recirculating Aquaculture System (RAS). bagaimana penjelasan kedua teknik tersebut? Simak ulasan di bawah ini.
Teknik Bioflok
Bioflok merupakan salah satu cara budidaya ikan lele dengan merekayasa lingkungan dan mengandalkan pasokan O2 serta pemanfaatan mikroorganisme. Budidaya ikan lele dengan teknik bioflok memanfaatkan bakteri untuk membentuk bioflok.
Beberapa peternak lele senang menggunakan metode ini, karena dapat diaplikasikan di lahan terbatas dan hemat air. Bahkan, teknik bioflok dapat meningkatkan hasil panen hingga tiga kali lipat dari sebelumnya.
Teknik budidaya ikan lele bioflok ini juga diketahui dapat meningkatkan nilai kecernaan pada pakan. Inovasi dari teknologi budidaya ini juga membuat penggunaan pakan jadi lebih efisien.
Ketika masih menggunakan metode konvensional, FCR sekitar 1,5 sementara dengan bioflok bisa mencapai 0,8 – 1,0. Itu artinya. Artinya, untuk menghasilkan 1 kilo ikan, hanya perlu 0,8 sampai 1 kilo pakan saja.
Cara Kerja Teknik Bioflok
Seperti yang Anda ketahui, lele merupakan binatang karnivora yang membutuhkan makanan berprotein tinggi. Sekalipun makanan lele sudah mengandung tinggi protein, namun tidak semua dapat tercerna dengan baik. Sisa dari protein tersebut akan terakumulasi menjadi feses/urine.
Tidak heran jika hasil metabolisme tersebut menyebabkan feses/ urine mengandung amonia. Limbah yang mengandung amonia dapat menurunkan kualitas air kolam serta menjadi racun yang mematikan. Selain itu, amonia juga menjadi hambatan saat Anda membersihkan kolam.
Nah, teknik budidaya ikan lele bioflok inilah yang dapat mengubah amonia menjadi protein mikroba, sehingga dapat mengurangi residu dari kotoran tersebut. Bioflok bekerja dengan mengubah limbah beracun menjadi protein bakteri.
Tahapan Budidaya Ikan Lele Dengan Teknik Bioflok
Langkah pertama
Anda harus menyiapkan kolam lele bioflok misalnya dengan menggunakan terpal yang telah diperkuat dengan rangka bambu dan besi. Agar teknik bioflok dapat lebih menguntungkan, maka sebaiknya gunakan kolam yang berukuran lebih besar.
Langkah kedua
Jika kolam telah Anda persiapkan, berikutnya adalah menyiapkan air kolam. Dalam budidaya teknik bioflok, sebelum menebar benih lele, Anda harus mengkondisikan air agar mikroorganisme dapat tumbuh.
Caranya, yaitu memasukkan beberapa probiotik atau bakteri patogen dengan dosis tertentu selama 3 hari.
Selanjutnya apa pengontrolan media bioflok, yang dapat Anda amati dari warna air kolam. Apabila kolam terpapar sinar matahari, maka dapat menumbuhkan banyak fitoplankton. Fitoplankton tersebut berwarna hijau. Apabila flok telah terbentuk, maka warna air kolam akan menjadi coklat kehijauan.
Langkah Ketiga
Selanjutnya adalah menebarkan benih lele dari indukan yang unggul. Benih yang sehat ditandai dari gerakannya yang gesit serta warnanya seragam bahkan bentuknya pun seragam. Setelah menebarkan benih, Anda juga harus kembali menaburkan probiotik ke dalam kolam.
Sepanjang perawatan benih lele, setiap 10 hari sekali Anda harus kembali mencampur probiotik, ragi tempe dan ragi tape ke dalam kolam. Di sela malam harinya, Anda harus menambahkan dolomit.
Ketika ukuran lele mencapai 12 cm atau lebih, per 10 hari sekali pemberian campuran probiotik dan dolomit dapat ditambah dosisnya.
Langkah Keempat
Saat membudidayakan ikan lele dengan teknik bioflok, maka Anda harus memperhatikan waktu pemberian pakan serta aerasinya setiap hari. Anda bisa menggunakan pakan yang berkualitas setiap dua kali sehari, dengan dosis 80% dari porsi kenyang lele. Kemudian, puasakan lele setiap seminggu sekali.
Pada saat flok telah terbentuk, maka pemberian makan dapat Anda kurangi sebanyak 30%.
Langkah Kelima
Membudidaya ikan lele dengan teknik bioflok juga membutuhkan ganti air, terlebih ketika air kolam mulai berbau. Air yang bau menandakan kandungan oksigen yang terdapat di dalam kolam sedikit sera amonia tinggi.
Penyebabnya bisa karena aerator mati selama 5 jam atau lebih, jumlah pakan yang terlalu banyak dan tidak termakan.
Akan tetapi ketika air tidak berbau, volume bioflok cukup (tidak berlebihan), dan air kolam tidak berkurang, maka tidak perlu mengganti gantinya.
Langkah Keenam
Masa panen dapat Anda lakukan sekitar 3 bulan kemudian. Apabila kondisi air masih bagus, Anda tidak membuat aplikasi bioflok lagi. Cukup memindahkan saja air tersebut ke kolam yang belum terisi.
Mudah, bukan?
Pelajari juga analisa budidaya ikan lele di sini.
Teknik RAS (Recirculating Aquaculture System)
Teknik RAS merupakan sistem budidaya lele yang cocok diaplikasikan di daerah minim air, misalnya perkotaan. Sistem ini tidak menimbulkan bau atau limbah air kotor yang biasanya terjadi.
Cara kerja sistem ini adalah menggunakan media air yang telah digunakan pada sistem produksi kemudian dimanfaatkan kembali selayaknya baru. Air yang kotor tersebut mendapatkan treatment dan filterisasi.
Teknik ini dapat menghemat air, waktu serta biaya, sehingga beberapa peneliti menganggapnya jauh lebih efisien. Selain itu,kualitas serta rasa ikan juga jauh lebih enak daripada teknik lainnya.
Setidaknya terdapat tiga langkah dalam treatment RAS, antara lain:
Solid Removal
Tahap pertama dari teknik RAS adalah melakukan pemindahan kotoran solid seperti feses ikan, sisa pakan atau limbah lainnya dengan sebuah mechanical filtration.
Biofiltration
Selanjutnya adalah menghilangkan kadar amonia dengan menggunakan biofiltrasi. Filter ini dapat melepaskan bakteri dan menguraikan amonia menjadi nitrogen yang lebih ramah lingkungan.
Oxygenation
Langkah terakhir adakah menambahkan oksigen murni yang terlarut di dalam air serta menghilangkan CO2.
Ketika air kolam melewati ketiga proses di atas, maka dapat digunakan kembali untuk media ikan. Selanjutnya, Anda dapat membudidayakan ikan lele seperti umumnya.
Sebelum menggunakan teknik ini, Anda perlu memperhitungkan sistem resirkulasi seperti :
- Tenaga pompa yang Anda gunakan harus melebihi kapasitas kolam.
- Pemilihan desain saringan / filtrasi wajib memperhitungkan kepadatan serta jenis ikan yang akan Anda pelihara.
- Kapasitas saringan harus memperhitungkan jumlah pakan ikan dan tenaga pompa yang dipakai.
Kunci sukses dari teknik RAS yaitu menerapkan sistem treatment air dengan memperhitungkan biaya yang efisien.
Keuntungan Menggunakan Teknik Bioflok dan RAS Untuk Budidaya Ikan Lele
Berikut beberapa keuntungan yang akan Anda peroleh jika menggunakan teknik bioflok dan RAS, antara lain :
- Kualitas ikan lele lebih baik dan tahan terhadap penyakit.
- Dapat Anda aplikasikan di lahan terbatas bahkan halaman rumah
- Biayanya relatif lebih kecil daripada teknik konvensional
- Dapat meningkatkan efisiensi serta produktivitas ikan lele
- Perawatan lebih mudah
- Waktu panen cepat, yaitu sekitar 3-4 bulan saja.
Semoga dengan menggunakan kedua teknik tersebut dapat berkontribusi positif untuk masyarakat, serta ikut andil dalam proses akselarasi ekonomi Indonesia.
Akhir Kata
Demikianlah uraian lengkap tentang teknik budidaya ikan lele yang dapat Anda coba dan aplikasikan. Apabila kualitas lele baik, dan tingkat produktivitas tinggi otomatis akan memberikan keuntungan tersendiri bagi Anda. Anda dapat memilih di antara kedua teknik di atas dan menyesuaikan dengan kebutuhan. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat.