Rekan kerja yang suka melanggar aturan sering membuat frustasi
Source : Pexels/fauxels

Rekan kerja yang suka melanggar aturan sering membuat frustasi

Posted on

Pernahkah Anda bertemu dengan rekan kerja yang luar biasa dalam pekerjaannya, tetapi bertindak seperti aturan tidak berlaku bagi mereka? Itu sedikit lebih baik dibandingkan dengan yang pekerjaannya biasa saja tapi bertindak seenaknya. Saya sering mengalami hal tersebut, bertemu dengan rekan kerja yang suka melanggar aturan di berbagai jenis pekerjaan telah saya lakukan dan sering membuat frustasi.

Untuk itu saya membaca beragam artikel dan ternyata tidak hanya saya yang mengalaminya. Ada pula yang contoh bagian penjualan yang tidak mencatat aktifitasnya, pemimpin yang terlambat datang rapat, manajer yang membenarkan pengeluaran tidak semestinya, rekan kerja yang cari muka dan masih banyak lagi.

Pembahasan

Seperti yang kita ketahui bahwa berurusan dengan rekan kerja atau orang-orang yang sering melanggar aturan adalah fakta dalam kehidupan perusahaan yang seringkali membuat kita frustasi.

Sayangnya, kita tidak bisa begitu saja meminta mereka untuk bisa mengikuti aturan dan standar yang ada. Alih-alih berhasil, justru kita akan dicap sebagai sok suci yang taat aturan dan standar. Oleh karena itu mungkin sebaliknya kita perlu mengatasi masalah ini tanpa menciptakan permusuhan atau merusak hubungan kerja.

Rekan kerja yang suka melanggar aturan sering membuat frustasi
Source : Pexels/fauxels

Berikut ini kami rangkum beberapa langkah yang dapat dicoba untuk mengatasi hal tersebut.

1. Pendekatan persuasif yang mempertimbangkan perspektif yang berbeda

Seringkali mudah sekali untuk marah ketika kita terus-menerus mengambil alih pekerjaan atau memperbaiki kesalahan rekan kerja. Kita mungkin merasa bahwa kita lah yang selalu membersihkan kekacauan mereka, mengoreksi pekerjaan mereka, atau mengisi kekosongan yang mereka tinggalkan.

Mungkin kita perlu mempertimbangkan untuk memaksakan karakter atau kepribadian seseorang saat menjelaskan perilaku mereka. Dengan kata lain, kita mungkin menganggap remeh rekan kerja Anda karena mereka malas, ceroboh, atau sengaja membuat masalah. Namun pada kenyataannya, mungkin ada alasan lain untuk perilaku mereka.

Mungkin ada masalah keluarga atau pribadi yang mengganggu mereka, selain itu mungkin mereka berada di bawah tekanan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cepat.

Meskipun secara aturan tindakan seperti ini tidak dapat dibenarkan, tetapi dengan memahaminya mungkin kita bisa memberikan pendekatan yang lebih persuasif serta pada situasi yang lebih tenang tanpa membiarkan emosi kita meluap-luap.

2. Gunakan gaya bahasa yang mengundang rasa penasaran

Pastikan waktu yang tepat dan tenang ketika ingin menyampaikan pandangan kita kepada mereka.

Mulai dengan pertanyaan non-konfrontatif yang mengundang diskusi, seperti, “Saya perhatikan Anda sering …. ketika melakukan pekerjaan. Apakah ada kendala ketika melakukan perkejaan itu?”

Tunjukkan sikap bahwa kita tertarik, bukan mengkritik. Kita mungkin akan belajar sesuatu tentang mengapa mereka melanggar aturan atau melewatkan prosedur penting perusahaan. Bisa jadi mereka akan mengatakan bahwa mereka tidak pernah dilatih dengan baik.

Selain itu mungkin mereka memiliki pengalaman yang bersumber dari pekerjaan sebelumnya di mana segala sesuatunya dilakukan dengan cara seadanya yang penting pekerjaan dilaksanakan.

Kemungkinan-kemungkian seperti itu bisa jadi kita temukan ketika berdiskusi dengan meraka. Atau mungkin bisa lebih parah dari itu.

3. Berikan penjelasan kepada meraka akan maksud dan tujuannya

Rekan kerja bisa jadi tidak memahami mengapa aturan itu penting untuk dilaksanakan. Mereka mungkin melihatnya sebagai birokrasi yang tidak perlu dan ribet.

Tugas kita adalah menjembatani perbedaan itu serta menunjukkan kepada mereka mengapa aturan itu penting serta manfaat yang daapt diperoleh ketika aturan itu dilaksanakan.

Berberapa pakar menjelaskan bahwa salah satu kuncinya adalah menyusun argumen kita dalam hal apa yang menguntungkan mereka.

Sebagai contoh ketika kita akan mengajukan reimbursement biaya, sebaiknya kita menggunakan daftar pemakaian dana sehingga memudahkan bagian keuangan untuk meneliti pengajuan kita. Manfaat yang akan diperoleh adalah kita dapat lebih cepat mendapatkan penggantian biaya yang kita sudah talangi.

4. Berikan percobaan keringanan atas aturan secara periodik

Pertimbangkan untuk bisa memberikan sedikit keringanan atau mengubah format aturan tanpa melanggar aturan yang berlaku umum. Hal ini bertujuan sebagai sarana pembinaan rekan kerja sehingga aturan dapat tetap terlaksana dan kita tidak harus selalu bersih tegang dengan mereka.

Sebagai contoh berikan mereka keringanan mengumpulkan update laporan 3 harian menjadi 1 mingguan. Lakukan hal ini sebagai percobaan dengan jangka waktu tertentu, misalkan 1 bulan atau 2 bulan kemudian tetapkan kembali kepada aturan awal.

Lakukan penyesuaian sesuai dengan kasus yang ditemui masing-masing orang, apabila masih belum ada perubahan dapat dikonsultasikan kepada bagian kepegawaian/HRD untuk lebih mendalaminya.

Baca juga : Analisis Potensi Pasar Ternak Kambing

5. Tetap pada aturan yang berlaku serta bersikap tegas

Berpegang teguh pada aturan serta bersikap tegas menjadi pendirian kita terlepas apakah kita mencoba untuk bersikap pengertian kepada rekan kerja. Tegas bukan berarti kita harus kasar dan penuh amarah kepada rekan kerja, tapi lebih kepada sikap sopan kepada meraka tanpa melanggar batasan yang sudah ditetapkan perusahaan.

Dengan adanya batasan itu kita bisa tetap berlaku adil dan setara kepada rekan kerja lain yang lebih taat aturan.

Kesimpulan

Berdamai dan bertoleransi kepada rekan kerja yang suka melanggar aturan memanglah tidak mudah. Dibutuhkan waktu, kesabaran dan kemampuan untuk bisa mengatasi hal tersebut. Dengan menggabungkan rasa empati dan keadilan kita bisa menemukan jalan yang terbaik untuk mengatasi masalah itu sehingga kita bisa nyaman bekerja tanpa harus mengesampingkan aspek kemanusiaan dalam pekerjaan.